Jumat, 21 Januari 2011

Bona Paputungan

Ada iklan "Hari Gini Tidak Bayar Pajak???? Apa Kata Dunia????".
Eh, sudah bayar pajak malah ada "Mafia Pajak???? Apa Kata Dunia????".


" Andai Aku Jadi Gayus Tambunan"  

Tentu sudah tidak asing lagi,,,,
Saya saja hanya mendengar beritanya di televisi eh,,, tiba-tiba saat belajar saya mendengar anak murid belajar saya menyanyikan ' andaiiiiiii,,,,aku jadi gayus tambunan....' (katanya seraya menggerak-gerakkan badan, lucu memang haha...).
Berbekal penasaran dan rasa ingin tahu maka saya kembali mencari infonya pada Mbah Google,,,,, dan ternyata para blogger sudah banyak sekali membuat postingan tentang hal ini.
Meskipun banyak orang berkata "banyak orang yang hanya ikut-ikutan membicarakan masalah GAYUS, padahal masih banyak di sekitar kita hal yang lebih penting", benar sekali tapi harusnya kita banyak belajar dari kasus ini, mulai masyarakat hingga pemerintahan.

Dalam lagu tersebut banyak pesan moral yang harusnya dapat ditangkap oleh semua orang mulai dari yang Tak berduit sampai yang Berduit....(info ini saya dapat dari Blog sederhana dan TempoInteraktif.com)
Lagu ini ternyata diciptakan oleh Bona Paputungan (32 tahun). Ia adalah seorang mantan narapidana di Lembaga Pemasyarakatan kelas II A di Kota Gorontalo.

Bona meringkuk di terali besi sejak 11 Maret 2010 dan bebas pada 5 Januari 2011.
Selama meringkuk diterali besi sejak 11 Maret 2010 lalu, ia mengaku mendapat perlakuan kasar dari sipir dalam penjara. Wajahnya babak belur akibat dihantam bogem mentah dan pentungan salah seorang petugas. Belum lagi ia harus menjalani ”ritual” hukuman dari sesama penghuni penjara. 
Berbeda dengan tahanan yang terjerat kasus pidana korupsi, perlakuan mereka lebih baik dari tahanan lainnya.
Kondisi Bona yang babak belur di jeruji itu dituangkan dalam bait-bait lagu. Salah satu yang menarik adalah berjudul ” Kisah aku dan Gayus Tambunan” yang kemudian diganti menjadi Andai Aku Gayus Tambunan.
Lagu itu lebih menceritakan kisah hidupnya sebagai orang yang lemah tak punya apa-apa, lalu mendapat siksa di penjara. 
Sementara para koruptor yang dipenjara seperti Gayus Tambunan bisa berbuat apa saja hingga bebas keluar masuk dalam penjara dan plesiran ke luar negeri. Saya merasakan sendiri kalau ternyata hukum itu bisa dibeli kata Bona Paputungan dalam percakapannya kepada Tempo.
Plesiran Gayus Tambunan, terdakwa mafia pajak ke Bali dan sejumlah tempat ke luar negeri menurutnya merupakan bobroknya aparat hukum di Indonesia.
Untuk produksi lagu dialbumnya itu, kata Bona, ia dibantu oleh salah seorang anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari utusan Provinsi Gorontalo, dan seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Gorontalo yang sempat mendekam dalam penjara karena kasus korupsi.
Bona Paputungan sendiri mendekam karena tersangkut masalah kekerasan dalam rumah tangga. Ia ditahan sejak 11 Maret 2010 dan dibebaskan pada tanggal 5 Januari 2011.

GayuS ????
Mafia Pajak ???? yang di belakangnya berderet turut serta "bermain" bersamanya mulai dari Perusahaan, Jenderal tinggi sampai Instansi Pemerintahan. 
Kenapa? Kenapa tidak ada rakyat biasa yang 'kriminil' ikut serta dalam kasus ini??
Jelas,,, karena mereka orang TIDAK PUNYA :
  1. Tidak bisa berperan serta menikmati hasilnya karena Tidak Punya JABATAN.
  2. Tidak bisa melakukan tindakan korupsi yang sangat pintar karena Tidak Punya ILMU (tamat SMU saja untung).
  3. Tidak bisa lolos jeratan hukum atau mendapat keringanan hukum karena Tidak Punya PENGACARA.
  4. Tidak bisa mendapat perlakuan istimewa dalam hukum karena Tidak Punya OKNUM yang bisa disuap.
  5. Tidak bisa memotong masa tahanan karena tidak Punya UANG untuk menyuap.
Meskipun dalam UU setiap warga sama kedudukannya dalam hukum, tetap saja banyak yang TIDAK SAMA dalam hukum.
Orang miskin yang habis babak belur mukanya karena dipukuli warga karena kedapatan mencuri ayam demi membeli beras untuk anaknya bisa satu tahun di penjara (saya kurang tahu soal hukum), sedangkan tersangka kasus korupsi hanya beberapa bulan dan denda berupa uang (kecil itu, toh sudah banyak dia dapat dari korupsi tidak susah hanya untuk bayar denda,,, si miskin???? beli beras aja nyolong!!!! mana bisa buat bayar KEBEBASANNYA).

Bayangkan jika para petinggi saja sudah korupsi lalu bagaimana bawahannya? bukankah pemegang roda kendali adalah sang pemimpinnya?
Mari kita tanyakan pada rumput yang bergoyang!! Bagaimana mengatasi semuanya??

Akan hadir berikutnya GRATIFIKASI 


"Will Be Back"

0 komentar:

Posting Komentar

Karena masih belajar jadi sangat berharap saran dan kritik dari orang lain, silahkan tuliskan komentar Anda.

KOMENTAR ANDA

BARIS IKLAN