Selasa, 11 Januari 2011

BENUA LAWAS


TAKISUNG?
Pasti semua orang khususnya daerah Tanah Laut dan Kal-sel umumnya sudah banyak yang tahu, tentu setelah mendengar kata tersebut yang terlintas di kepala adalah Pantai Takisung yang jaraknya 22 km dari kota Pelaihari. 





BENUA LAWAS?
Ada yang tahu?
Kenapa juga harus di bicarakan?
Sekedar ingin berbagi cerita, karena menurut saya tempat ini (yang saya kunjungi), kalau ditata dengan lebih apik dapat mendatangkan keuntungan. Bukan hanya menambah referensi buat tempat meluangkan waktu libur tetapi juga dapat menambah penghasilan bagi warga di sekitarnya.
Benua lawas adalah salah satu nama desa yang menjadi bagian dari kecamatan Takisung kabupaten Tanah laut. 

Desa ini tergolong desa swasembada, karena banyak penduduknya bermata pencarian sebagai petani. Luas daerahnya adalah 22,50 km2 , dengan jumlah penduduk sekitar 1.646 orang yang terdiri dari 12 RT dan 419 keluarga. 

Ya, kalau diukur dari tempat saya sekarang, Angsau tentu saja jaraknya lumayan.
Daerah ini penghasilan utamanya mayoritas bertani. Sehingga tidak heran banyak lahan-lahan sawah dan kebun milik warga. Dan tempat yang saya ceritakan ini saya kurang tahu pasti kenapa masyarakat membuatnya.

 

BENDUNGAN BUATAN
Mungkin karena daerah ini sering terkena banjir, jadi bendungan ini dibuat dalam rangka mengantisipasi hal tersebut, karena jika tidak ditangani akan membuat pertanian warga rusak atau malah gagal panen. Terakhir melewati desa ini, dibuat lagi beberapa bendungan yang serupa dengan yang saya ceritakan ini. Jadi jumlahnya mungkin saat ini dua atau tiga lebih mungkin.

Bendungan ini selain untuk menampung air agar tidak terjadi banjir, digunakan juga oleh masyarakat untuk membudidayakan ikan, jadi pemandangan menarik saat kita datang ke sana kita liat warga menangkap ikan di bendungan ini.
(Hoa... fotonya merusak pemandangan, ini saat sedang surut jika pasang airnya tidak kalah dengan pantai )
 (Ini Helda, teman saya, kebetulan dia berfoto di danau so saya upload,,,, )

Pemandangan alam di tempat ini sangat indah, bendungan buatan yang dikelilingi oleh pohon yang memutarinya membuat angin sejuk sekali, kemudian jika kita berdiri di bibir semen tanggul/ bendungan menghadap ke depan tampak gunung yang hijau menjulang di ujung terbawa angin. aliran air bendungan yang bergerak, sawah warga, kebun karet yang di tanam berjejer serta angin sejuk yang berhembus dapat memberikan ketenangan bagi kita yang sedang suntuk karena banyaknya masalah, makanya saya katakan bahwa tempat ini dapat menjadi alternatif pilihan untuk dikunjungi.

Di sore hari setelah matahari terik beranjak turun, anak-anak warga desa tersebut terkadang mandi di bendungan, tentu saja kenapa tidak? Karena bendungan yang begitu luas dan dengan air yang begitu sejuk.
Saat itu (ketika saya berkunjung), masyarakat atau orang yang dating ke sana hanyalah warga asli daerah tersebut yang mengetahui adanya tempat ini. Dan tidak jarang, karena tempatnya yang begitu sejuk, rindang, jauh dari keramaian kota dan itu tadi, belum banyak yang tahu indahnya tempat ini, maka yang kebanyakan kita temui adalah pasangan muda-mudi or remaja yang kasmaran (hihi… jangan-jangan penulis sendiri). 

Semoga saat ini kondisi bendungan ini masih seperti saat saya kunjungi dulu, dan dapat dipikirkan bagaimana mengelola tempat tersebut agar menjadi lebih baik. 

Untuk teman-teman yang berasal dari desa ini, mohon masukannya jika ada yang salah dari paparan saya, mohon maaf karena hanya ingin berbagi kisah dari pengalaman.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

salam kenal...

wah, tinggal di pelaihari ya :D
saya gak suka ke takisung, selalu berakhir dengan kekecewaan..hahahaah...

Posting Komentar

Karena masih belajar jadi sangat berharap saran dan kritik dari orang lain, silahkan tuliskan komentar Anda.

KOMENTAR ANDA

BARIS IKLAN